Kampung HalamankuNama Kota Sorong Berasal dari kata SOREN. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti Laut yang dalam dan bergelombang. Kata Soren dipergunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau yang lain hingga tiba dan menetap di kepulauan Raja Ampat. Suku biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum" dengan sebutan Soren yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Thionghoa, Misionaris dari Eropa, Maluku dan Sanger Talaut dengan Sebutan Sorong.
Letak kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua dan kota persinggahan. Kota Sorong juga merupakan kota Industri, Perdagangan dan Jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh Kabupaten-kabupaten yang mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.
Tidak terasa, sudah delapan tahun aku meninggalkan kampung halamanku. Tanggal 20 Agustus 2009, kali kedua aku kembali ke kota Sorong tercinta. Panas begitu menyengat membakar kulitku. Tanganku tak henti-hentinya menutup mulutku karena banyaknya debu yang berterbangan. Kota Sorong semakin giat dalam membangun dan menata kotanya. Jalan-jalan yang masuk ke komplek-komplek perumahan hampir semua menggunakan beton. Pengusaha-pengusaha mulai bersaing membangun toko-toko yang megah. Kota Sorong semakin hari semakin ramai sebagai kota industri, perdagangan dan jasa. Banyak sekali pendatang yang mulai mengadu nasib di kota Sorong. Ketika masih sekolah dulu, aku rasanya malas untuk berjalan kaki. Padahal jarak dari rumah ke tempat menunggu angkot lumayan jauh. Rumah yang satu dengan yang lainnya agak berjauhan sehingga perjalanan terasa jauh sekali. Hal ini sungguh jauh berbeda ketika aku berlibur kali ini. Rumah-rumah penduduk sudah semakin banyak di kiri-kanan jalan membuat aku begitu menikmati perjalan dengan berjalan kaki. Kerinduan akan kampung halamanku mulai terobati ketika aku bertemu dengan kedua orang tua dan sanak saudaraku. Mereka semua sangat menantikan kedatanganku. Aku sungguh bahagia dapat berjumpa kembali dengan bapak, ibu, kakak, adik-adik dan saudara-saudaraku yang lain. Liburan kali ini begitu istimewa bagiku. Tanggal 28 Agustus 2009 aku mengikuti pesta ulang tahun SMA St. Agustus. SMA ini merupakan tempat aku menimba ilmu dan awal aku mulai tersentuh untuk mengenal kehidupan yang indah, yang dibaktikan kepada Allah dan sesama. Kenangan-kenangan indah mulai teringat kembali ketika aku melihat kelas-kelas yang dahulu aku gunakan sebagai tempat untuk belajar. Dari segi fisik tidak banyak perubahan dari sekolahku ini, hanya penambahan beberapa kelas yang baru. Masih ada kenangan yang aku tinggalkan bersama teman-teman IPSku dulu. kenangan itu berupa tulisan Wawasan Wiyata Mandala, dan di bawahnya tulisan IPS 1998-1999. Itu berarti bahwa cat tembok sekolah kami belum pernah diganti sampai sekarang. Aku masih ingat, ketika liburan sekolah, kami pengurus OSIS bersama dengan beberapa guru mengecatnya. Memang dilihat dari segi fisik tidak banyak perubahan tetapi dari segi prestasi sekolahku semakin berkembang, dengan menjuarai berbagai macam lomba baik akademik maupun olahraga. Suatu kebanggaan bagiku bahwa sekolahku sering memenangkan Lomba Bahasa Inggris antar sekolah sekota Sorong. Tentu masih ada yang lebih dari itu. Perayaan kali ini cukup meriah karena bertepatan dengan lustrum yang ke-6. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyambut hari Ulang Tahun SMA St. Agustinus diantaranya lomba antar kelas ( Merangkai bunga, Vokal Group, vollly, basket, Yospan, Wayase ), lomba vollly dan basket antar SMA, penanaman sejuta pohon, dan pengobatan masal. Kegiatan-kegiatan ini dimotori dan digerakkan oleh para alumni SMA St. Agustinus. Puncak perayaan diawali dengan Perayan Ekaristi di Gereja St. Petrus Remu yang bersebelahan dengan SMA St. Agustinus. Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah di Aula SMA St. Agustinus. Saat acara ramah tamah ini aku bertemu dengan teman-teman seangkatanku ketika SMA dulu. Wajah-wajah mereka masih familiar diingatanku. Kami saling berbagi pengalaman tentang jalan hidup kami masing-masing, memutar kembali kenangan masa SMA dulu, sudah pasti kenakalan-kenalan kami yang menjadi topik utama pembicaraan. Mereka adalah sahabat-sahabat yang selalu ada dalam hidupku.
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi. Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Karena kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.
Tahun ini merupakan pesta 50 Tahun keuskupan Manokwari-Sorong. Kegiatan-kegiatan menyosong Pesta Yubelium ini sangat meriah dengan mengundang gereja protestan untuk ikut serta dalam perlombaan Volly, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan. Aku merasa hari begitu cepat, tidak terasa sudah dua minggu lebih aku berada di kampung halamanku. Aku harus kembali ke tempat tugas dan karyaku. kepulanganku mengalami sedikit kendala, karena tiket kapal sudah habis terjual. Banyak juga yang hendak mudik ke kampung halamannya dengan menggunakan kapal laut. Mau tidak mau aku naik pesawat. Akhirnya tanggal 9 September 2009, aku berangkat dengan pesawat Batavia air. Syukur pada Tuhan, aku sampai dikomunitasku dengan selamat. (Ari Sept'09)